Ramai Demo Pati, Apa yang Terjadi?

Pati (mediacenterlumajang.com) – Ribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Rabu (13/8/2025). Mereka memadati Alun-Alun Pati, Kantor Bupati, hingga gedung DPRD Kabupaten Pati, menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi ini dipicu oleh kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen yang sempat diberlakukan Bupati. Meski kebijakan itu telah dibatalkan setelah menuai penolakan keras, massa tetap melanjutkan aksi dengan alasan kebijakan tersebut memberatkan dan menilai gaya kepemimpinan Sudewo arogan.
Kericuhan Pecah di Pusat Kota
Sejak pagi, massa berdatangan dari berbagai wilayah. Mereka membawa spanduk tuntutan dan logistik donasi. Akses menuju alun-alun diblokir, memaksa sebagian warga berjalan kaki menuju lokasi.
Kericuhan pecah ketika Bupati Sudewo tidak kunjung menemui massa. Lemparan botol air mineral dan benda lainnya diarahkan ke Kantor Bupati dan DPRD. Aparat merespons dengan menyemprotkan meriam air, lalu menembakkan gas air mata.
Akibat bentrokan, sedikitnya 34 orang luka-luka, dan 11 orang yang diduga provokator diamankan. Polisi memastikan tidak ada korban jiwa.
Gedung DPRD Diduduki Massa, Sidang Darurat Digelar
Pada siang hari, massa menduduki gedung DPRD Pati. Lembaga legislatif itu kemudian menggelar sidang paripurna mendesak menanggapi tuntutan warga. menyampaikan,
“Agenda rapat paripurna ini adalah menyepakati pembentukan panitia khusus atau pansus hak angket untuk memakzulkan Bupati Sudewo. Seluruh partai termasuk Partai Gerindra menyetujui pansus hak angket,” ujar Ketua DPRD Pati, Ali Badrudi.
Hak angket tersebut didasari beberapa alasan, mulai dari polemik pengisian direktur RS Soewondo, pergeseran anggaran, hingga kebijakan kenaikan PBB yang dinilai menimbulkan kegaduhan.
Bupati Sudewo: Tidak Akan Mundur
Menanggapi eskalasi demo, Bupati Pati Sudewo akhirnya muncul di hadapan massa dan menyampaikan permintaan maaf.
“Nanti ke depannya akan saya perbaiki segala sesuatunya. Ini merupakan proses pembelajaran bagi saya, karena juga baru saja beberapa bulan menjabat sebagai Bupati, masih banyak kekurangan,” ujarnya kepada KompasTV.
Namun ia menegaskan tidak akan mundur.
“Saya tidak akan gentar, tidak akan mundur satu langkah. Silakan kalau ada pihak-pihak yang mau demo, silakan. Saya tidak akan gentar.”
Sudewo juga mengklaim kebijakannya semata-mata demi pembangunan daerah. “Yang saya lakukan adalah yang terbaik untuk pembangunan Kabupaten Pati. Yang terbaik untuk rakyat Kabupaten Pati.”
Respons Pemerintah Pusat dan Provinsi
Situasi demo Pati turut mendapat perhatian pemerintah pusat. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan tanggapanya.
“Tentu saja, dari pihak utama saya sendiri, sejak munculnya situasi di Kabupaten Pati, terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait… Kami sebagai pemerintah pusat sangat memperhatikan dan meminta kepada semua pihak untuk menahan diri. Kami juga berkomunikasi secara pribadi dengan Bapak Bupati… Kami menghormati semua proses demonstrasi masyarakat Pati, juga langkah-langkah DPRD setempat,” ujarnya
Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengingatkan pentingnya komunikasi.
“Kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, khususnya pemerintah Kabupaten Pati untuk memang harus berbenah, ruang-ruang komunikasi itu harus dikedepankan… Mana yang harus dilakukan menjadi prioritas, skala prioritas, mana yang masih bisa dikerjakan di kemudian hari. Itu harus ada pemetaan-pemetaan.”
Menjelang sore, patroli gabungan berhasil memulihkan situasi di pusat kota. Namun tensi politik masih tinggi, menunggu proses pansus hak angket di DPRD Pati. Perhatian nasional kini tertuju pada jalannya dialog antara kepala daerah, legislatif, dan masyarakat untuk mencari solusi damai dan adil. (may)
Baca juga: PKK Lumajang Gelar Aksi Bersih Pantai dan Penguatan Kader di Wotgalih