Pemkab Lumajang Perkuat Produksi Cabai Rawit untuk Kendalikan Inflasi dan Jaga Ketahanan Pangan

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memperkuat sektor pertanian strategis sebagai upaya menjaga ketahanan pangan sekaligus mengendalikan laju inflasi.
Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui penyaluran bantuan sarana produksi budidaya cabai rawit kepada Kelompok Tani Awan Gono, Desa Jatigono, Kecamatan Kunir, dalam rangkaian kegiatan Setor Madu (Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu), Rabu (30/7/2025).
Bantuan diserahkan langsung oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha) kepada 20 petani anggota kelompok.
Para petani menerima benih cabai rawit, dekomposer EM4, agen hayati Trichoderma, insektisida Alika, fungisida Antracol, serta pupuk NPK, ZA, dan pupuk organik yang saat ini masih dalam proses distribusi.
Bunda Indah menegaskan bahwa cabai rawit merupakan salah satu komoditas pertanian paling strategis yang sering menjadi penyumbang inflasi nasional. Oleh karena itu, penguatan produksi dari hulu menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Ini komoditas penting, penyumbang inflasi nasional. Maka kita perkuat dari hulunya, dari petani,” ujarnya.
Data Dinas Pertanian setempat mencatat, hingga Juli 2025 luas panen cabai rawit di Lumajang telah mencapai 2.151 hektare dengan produksi 44.725 kwintal.
Tahun ini, Kabupaten Lumajang menargetkan rencana tanam seluas 3.233 hektare, dengan Kecamatan Kunir sebagai penyangga utama yang mendapat alokasi terbesar yakni 2.170 hektare.
Wakil Bupati Mas Yudha menekankan bahwa kehadiran pemerintah bukan hanya sebatas penyaluran bantuan, melainkan juga bentuk komitmen untuk menyerap aspirasi dan menindaklanjuti kebutuhan masyarakat secara langsung.
“Program Setor Madu bukan sekadar simbolik. Ini adalah komitmen nyata untuk mendekatkan pelayanan dan solusi langsung ke desa,” ungkapnya.
Langkah strategis ini menunjukkan keseriusan Pemkab Lumajang dalam menjaga stabilitas harga pangan, memperkuat produksi komoditas strategis, dan memastikan ketahanan ekonomi masyarakat desa tetap terjaga melalui sektor pertanian yang menjadi tulang punggung daerah. (may)