Lumajang Berpotensi Terkena 12 Bencana Alam Ini

Foto: ilustrasi.
Lumajang (mediacenterlumajang) – Kabupaten Lumajang menempati posisi rawan bencana di Jawa Timur. Berdasarkan data BPBD dan pemerintah daerah, Lumajang memiliki 12 dari 14 potensi bahaya bencana yang teridentifikasi di Provinsi Jawa Timur. Ini menjadikannya salah satu wilayah dengan risiko kebencanaan tertinggi di provinsi ini.
Jenis Potensi Bencana di Lumajang
Potensi bencana dikelompokkan dalam tiga kategori utama yaitu geologi, hidrometeorologi, dan biologi.
Kategori | Jenis Bencana |
---|---|
Geologi | Gempa bumi, erupsi gunung api (Semeru & Lemongan), tanah longsor, tsunami, likuefaksi |
Hidrometeorologi | Banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrem (angin kencang/puting beliung), gelombang ekstrem, kebakaran hutan dan lahan |
Biologi | Wabah penyakit menular |
Penjelasan Singkat:
Dari pembagian kategori tersebut, Lumajang berpotensi mendapatkan 12 potensi bencana itu. Berikut penjelasannya:
-
Geologi: Lumajang diapit dua gunung api aktif, Semeru dan Lemongan, sehingga sangat rawan erupsi dan gempa bumi. Selain itu, wilayah pesisir selatan seperti Yosowilangun hingga Tempursari rawan tsunami karena tidak memiliki banyak dataran tinggi untuk evakuasi.
-
Hidrometeorologi: Wilayah ini sering mengalami banjir, banjir bandang, kekeringan, dan cuaca ekstrem seperti angin puting beliung yang beberapa kali merusak rumah dan infrastruktur. Kebakaran hutan dan lahan juga menjadi ancaman, terutama saat musim kemarau.
Statistik dan Kejadian Nyata
-
Dalam beberapa tahun terakhir, telah tercatat ratusan kejadian bencana seperti banjir (337 kejadian), puting beliung (186 kejadian), tanah longsor (144 kejadian), dan kebakaran hutan/lahan (170 kejadian).
-
Erupsi Gunung Semeru pada Januari 2021 menyebabkan pengungsian besar-besaran dan kerusakan parah di sekitar lereng gunung.
-
Angin puting beliung dan cuaca ekstrem beberapa kali merusak rumah di berbagai kecamatan, seperti di Selok Awar-Awar dan Padang.
Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan
BPBD Lumajang terus memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan melalui:
-
Pembentukan desa tangguh bencana (Destana) di kawasan rawan, terutama pesisir selatan yang rawan tsunami.
-
Penyusunan buku panduan penanggulangan bencana untuk meningkatkan koordinasi dan respons cepat semua pihak.
-
Pelatihan, simulasi, dan edukasi masyarakat secara rutin agar siap menghadapi bencana kapan pun terjadi.
Kesimpulan
Lumajang merupakan “lumbung bencana” dengan hampir seluruh jenis bencana utama di Jawa Timur berpotensi terjadi di wilayah ini. Ancaman terbesar berasal dari aktivitas vulkanik, gempa, banjir, tsunami, angin kencang hingga kekeringan.
Mitigasi, edukasi, dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian materiil di masa mendatang. (may)