Ini Beda Ranu Pani dan Ranu Regulo di Lumajang

Foto Ranu Regulo (Gmaps/Npal).
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dikenal dengan keindahan alamnya, termasuk danau-danau eksotis yang disebut ranu. Dua di antaranya adalah Ranu Pani dan Ranu Regulo.
Meskipun lokasinya berdekatan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), kedua danau ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Ranu Pani: Gerbang Pendakian Semeru
Ranu Pani, atau sering disebut Ranupani, adalah sebuah danau vulkanik yang terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro. Danau ini berada di ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan menjadi titik awal pendakian menuju Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Luas Ranu Pani saat ini hanya sekitar 0,75 hektar akibat sedimentasi yang terus berlangsung.
Desa Ranu Pani dihuni oleh masyarakat Suku Tengger yang masih memegang tradisi adat seperti ritual unan-unan dan bersih desa. Selain itu, banyak warga desa yang bekerja sebagai porter atau pemandu pendakian. Suhu di kawasan ini berkisar antara 10°C hingga -4°C pada dini hari. Sehingga memberikan pengalaman dingin khas pegunungan bagi para pengunjung.
Namun, aktivitas seperti pertanian dan limbah rumah tangga telah memengaruhi kondisi lingkungan sekitar Ranu Pani. Sedimentasi dan pencemaran membuat kedalaman danau berkurang dari 12 meter pada tahun 1998 menjadi hanya sekitar 7 meter pada tahun 2013.
Ranu Regulo: Keindahan Tenang untuk Camping
Tidak jauh dari Ranu Pani, terdapat Ranu Regulo yang menawarkan suasana lebih tenang. Danau ini juga berada di Desa Ranu Pani dengan ketinggian serupa, yaitu sekitar 2.100 mdpl. Berbeda dengan Ranu Pani yang ramai oleh aktivitas pendaki, Ranu Regulo lebih cocok untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sambil bersantai atau berkemah.
Ranu Regulo memiliki air berwarna biru kehijauan yang jernih dan dikelilingi oleh hutan hijau serta perbukitan. Suasana damai di sini membuatnya menjadi destinasi favorit untuk camping atau trekking ringan. Suhu udara di sekitar danau cukup dingin, mencapai minus 4°C pada dini hari, sehingga pengunjung disarankan membawa perlengkapan hangat.
Berbeda dari Ranu Pani, kondisi ekologis Ranu Regulo lebih stabil karena tidak terlalu terpengaruh oleh aktivitas manusia seperti pertanian atau limbah domestik. Hal ini menjadikan ekosistem airnya lebih terjaga.
Baca juga: Wisata Tirtosari View Lumajang: Lokasi, Harga Tiket, dan Tips ke Sana
Perbandingan Antara Keduanya
Aspek | Ranu Pani | Ranu Regulo |
---|---|---|
Lokasi | Desa Ranu Pani | Desa Ranu Pani |
Fungsi Utama | Titik awal pendakian Gunung Semeru | Tempat camping dan wisata alam |
Suasana | Ramai oleh aktivitas pendaki | Tenang dan damai |
Luas | Sekitar 0,75 hektar | Kurang dari 1 hektar |
Kondisi Ekologi | Terpengaruh sedimentasi dan pencemaran | Lebih stabil |
Daya Tarik | Tradisi Suku Tengger, gerbang Semeru | Keindahan alam, air jernih biru kehijauan |
Kesimpulan
Ranu Pani dan Ranu Regulo sama-sama menyimpan pesona alam khas Lumajang dengan keunikan masing-masing. Jika Anda mencari pengalaman mendaki Gunung Semeru sekaligus mengenal budaya Suku Tengger, maka Ranu Pani adalah pilihan tepat.
Namun, jika Anda ingin menikmati suasana tenang sambil berkemah atau sekadar bersantai menikmati keindahan alam, maka Ranu Regulo adalah destinasi yang ideal. Anda bisa datang ke dua tempat ini sekaligus untuk menikmati keindahannya.