Fenomena Gerhana Bulan Total, Keindahan Langit yang Memikat Dunia

0
Fenomena Gerhana Bulan Total, Keindahan Langit yang Memikat Dunia

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Fenomena gerhana bulan total selalu menjadi momen langit yang dinantikan banyak orang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Saat peristiwa ini terjadi, Bulan tampak berwarna merah gelap sehingga sering disebut sebagai Blood Moon.

Keindahannya bukan hanya memukau pengamat astronomi, tetapi juga masyarakat umum yang ingin menyaksikan salah satu peristiwa alam paling menakjubkan.

Apa Itu Gerhana Bulan Total?

Fenomena gerhana bulan total terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus. Pada saat itu, cahaya Matahari yang biasanya menerangi Bulan terhalangi sepenuhnya oleh Bumi.

Bayangan inti Bumi atau disebut umbra menutupi Bulan, sehingga cahayanya redup dan berubah warna menjadi kemerahan.

Peristiwa ini hanya bisa terjadi ketika Bulan berada pada fase purnama. Tidak semua bulan purnama mengalami gerhana karena orbit Bulan sedikit miring dibandingkan bidang orbit Bumi.

Proses Terjadinya Gerhana

Gerhana bulan total berlangsung melalui beberapa fase. Pertama, Bulan masuk ke dalam bayangan penumbra Bumi. Pada tahap ini, perubahan belum terlalu terlihat. Selanjutnya, Bulan memasuki fase gerhana sebagian saat sebagian permukaannya tertutup umbra.

Puncaknya adalah fase gerhana total, ketika seluruh permukaan Bulan berada dalam bayangan inti Bumi. Setelah itu, Bulan perlahan keluar dari umbra hingga kembali normal. Rangkaian fenomena ini biasanya memakan waktu beberapa jam.

Mengapa Bulan Berwarna Merah?

Salah satu ciri khas dari fenomena gerhana bulan total adalah warna merah pada Bulan. Perubahan warna ini disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari di atmosfer Bumi.

Cahaya biru dengan panjang gelombang pendek tersebar ke luar angkasa, sementara cahaya merah dengan panjang gelombang lebih panjang berhasil menembus atmosfer dan mengenai Bulan.

Proses inilah yang membuat Bulan terlihat merah darah atau oranye gelap. Intensitas warna merah bisa berbeda-beda, tergantung kondisi atmosfer Bumi, tingkat polusi, atau keberadaan debu vulkanik di udara.

Jadwal Gerhana Bulan Total 2025

Menurut data BMKG dan Observatorium Bosscha, fenomena gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 7–8 September 2025. Gerhana akan dimulai pukul 22.26 WIB dan berakhir sekitar 03.56 WIB.

Fase totalitas, ketika Bulan sepenuhnya tertutup umbra, berlangsung sekitar 1 jam 22 menit.

Menariknya, seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan fenomena ini secara langsung tanpa alat khusus.

Namun, penggunaan teleskop atau kamera akan memberikan pengalaman yang lebih detail. BMKG juga menyiarkan secara daring bagi masyarakat yang tidak bisa mengamatinya langsung.

Makna Budaya dan Spiritual

Selain aspek ilmiah, gerhana bulan total juga sarat dengan makna budaya. Dalam tradisi Islam di Indonesia, fenomena ini menjadi momen untuk melaksanakan salat gerhana sebagai bentuk pengingat akan kebesaran Allah.

Dalam budaya Jawa dan Bali, gerhana kerap dikaitkan dengan mitos Batara Kala yang “menelan” Bulan.

Bagi para ilmuwan, fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa Bumi berbentuk bulat. Hal ini terlihat jelas dari bayangan Bumi yang jatuh ke Bulan berbentuk lingkaran sempurna.

Kesimpulan

Fenomena gerhana bulan total bukan sekadar tontonan langit, tetapi juga momen edukatif dan spiritual. Dari sisi sains, peristiwa ini menunjukkan keteraturan alam semesta dan interaksi orbit benda langit. Dari sisi budaya, ia mengikat masyarakat dalam tradisi dan doa.

Dengan jadwal yang bisa diprediksi jauh-jauh hari, gerhana bulan total selalu menjadi pengingat bahwa keindahan alam semesta tersedia bagi siapa saja yang mau meluangkan waktu untuk menatap langit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *