Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Kepala Desa Tukum, Susanto (Cak Santo), menegaskan bahwa penanganan stunting di desanya tidak hanya tentang angka, melainkan pendekatan holistik yang menggabungkan nilai spiritual, edukasi keluarga, dan bimbingan keagamaan. Bersama KUA Tekung, Pemerintah Desa Tukum berhasil menekan angka stunting sekaligus mencegah pernikahan anak usia dini.
“Penanganan stunting tidak boleh terpisah dari konteks keluarga dan moral. Anak-anak harus tumbuh dengan gizi seimbang, pola asuh tepat, dan lingkungan keluarga yang mendukung. KUA Tekung hadir untuk membimbing keluarga agar menunda pernikahan anak, sehingga anak dapat berkembang optimal sebelum memasuki rumah tangga,” ujar Cak Santo saat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Lumajang di Pendopo Mangundiharjo, Selasa (11/11/2025).
Cak Santo menjelaskan bahwa pernikahan dini berkorelasi langsung dengan risiko stunting pada generasi berikutnya. Edukasi berbasis agama membimbing keluarga di Tukum untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan dan menunda usia pernikahan.
“Keterlibatan lembaga keagamaan menjadikan program ini lebih dari sekadar intervensi medis. Ini membangun kesadaran moral dan sosial, sekaligus membentuk budaya preventif dalam keluarga dan masyarakat,” jelasnya.
Kepala KUA Tekung, H. Ahmad Taufik, menambahkan bahwa pendekatan agama berperan penting dalam membentuk keluarga sehat dan siap mental.
“Kami memberikan pembinaan kepada calon pengantin agar memahami kesiapan fisik dan psikologis sebelum menikah. Upaya ini efektif menekan angka nikah dini sekaligus memperkuat fondasi keluarga yang sadar gizi,” ujarnya.
Hasilnya mulai terlihat. Jumlah balita stunting menurun dari 9 anak pada 2024 menjadi 6 anak pada 2025.
Cak Santo menegaskan bahwa seluruh kebijakan desa diarahkan untuk memperkuat human development melalui sinergi antar-sektor.
“Setiap kebijakan kami dorong menghasilkan dampak sosial jangka panjang: anak sehat, keluarga kuat, dan masyarakat yang sadar pentingnya tumbuh kembang optimal,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui TP3S terus mendorong kolaborasi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting.
Dengan dukungan penuh masyarakat, Desa Tukum menjadi contoh pendekatan spiritual dan edukatif yang menguatkan upaya pemerintah dalam membangun keluarga sehat, mencegah pernikahan dini, serta menyiapkan generasi bebas stunting di masa depan. (may)