BNPB Tambah Alat Peringatan Dini di Semeru, Antisipasi Banjir Lahar Dingin Saat Musim Hujan

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Upaya mitigasi bencana di kawasan gunung api terus diperkuat oleh pemerintah. Kali ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah unit alat peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru, Jawa Timur.
Penguatan ini dilakukan untuk meminimalkan potensi risiko bencana sekunder akibat aktivitas vulkanik, terutama saat memasuki musim hujan.
BNPB menjelaskan, sebelumnya sistem peringatan dini sudah dipasang oleh sejumlah instansi, termasuk BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Namun, kebutuhan untuk memperkuat sistem ini semakin mendesak, mengingat potensi banjir lahar dingin yang bisa mengancam pemukiman warga di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Semeru.
“Guna memperkuat sistem peringatan dini risiko banjir lahar, BNPB menambah unit alat peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru. Penguatan perangkat peringatan dini ini didukung oleh Pemerintah Swiss melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC),” tulis BNPB dalam keterangannya di media sosial, beberapa hari lalu.
Selain pemasangan alat, BNPB juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat untuk menjaga fasilitas yang telah terpasang.
“Mari kita jaga alat-alat yang telah terpasang ini ya, Sahabat Tangguh. Komitmen kita untuk menjaga keselamatan bersama,” imbuh BNPB.
Gunung Semeru sendiri merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Saat ini, statusnya berada di Level II atau Waspada.
Menurut data PVMBG, gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini telah mengalami erupsi sebanyak 2.455 kali sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan kajian risiko, ancaman dari Gunung Semeru tidak hanya berupa guguran awan panas dan abu vulkanik. Bahaya sekunder berupa banjir lahar dingin juga berpotensi besar terjadi, khususnya jika aktivitas erupsi berlanjut di tengah musim penghujan.
Setidaknya ada tiga daerah aliran sungai yang berisiko tinggi terdampak, yaitu Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Sungai Besuk Lanang di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, serta Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro.
Dengan penguatan sistem peringatan dini ini, diharapkan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Semeru dapat lebih siap menghadapi potensi bencana.
Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan sistem mitigasi demi keselamatan warga. (may)