Beda Pisang Agung dan Pisang Tanduk: Jangan Salah Pilih untuk Olahan Anda!

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan varietas pisang terbanyak di dunia. Di antara sekian banyak jenisnya, pisang agung dan pisang tanduk sering membuat orang bingung karena bentuknya mirip dan kerap disebut dengan nama berbeda di tiap daerah.
Di Jawa Timur, pisang agung menjadi primadona, sedangkan di Jawa Barat, pisang tanduk lebih populer. Meski sering dianggap sama, keduanya ternyata punya perbedaan signifikan dari segi ukuran, rasa, hingga pemanfaatannya dalam kuliner.
Asal-usul dan Penyebutan Pisang Agung dan Pisang Tanduk
-
Pisang Agung: Banyak ditemukan di Lumajang, Jawa Timur, dan bahkan menjadi ikon daerah tersebut. Umumnya tumbuh subur di dataran tinggi seperti lereng Gunung Semeru.
-
Pisang Tanduk: Lebih populer di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Jenis ini kerap dijadikan bahan baku utama berbagai camilan gorengan khas daerah tersebut.
Perbedaan Ciri Fisik
Ada beberapa perbedaan yang bisa Anda temukan pada dua jenis pisang ini, antara lain:
Karakteristik | Pisang Agung | Pisang Tanduk |
---|---|---|
Panjang buah | 33–36 cm | 23–35 cm |
Berat per buah | 500–650 g | ±300 g |
Jumlah sisir/tandan | 1–2 (jarang lebih) | 2–3 (jarang lebih) |
Warna kulit saat matang | Kuning cerah, tebal & keras | Kuning/hijau kecokelatan, tebal, sering berbintik merah/coklat |
Warna daging buah | Kuning cerah | Kuning kemerahan/putih kekuningan |
Bentuk | Lurus, agak silindris | Melengkung menyerupai tanduk sapi |
Rasa dan Tekstur
Sementara itu, untuk rasa dan tekstur pisang agung cenderung padat, daging buah tebal, dan rasa cenderung manis. Sangat cocok untuk olahan seperti keripik pisang, sale, dodol, atau dimakan langsung saat benar-benar matang.
Kemudian pisang tanduk, memiliki daging buah lebih lembut, rasa manis bercampur sedikit asam (terutama jika belum matang sempurna), dan memiliki aroma khas kuat. Termasuk golongan plantain atau pisang olahan, sehingga umumnya harus dimasak terlebih dahulu.
Pemanfaatan dalam Kuliner
Nah, dalam dunia kuliner, kedua pisang ini biasanya diolah sebagai berikut:
-
Pisang Agung:
Banyak diolah menjadi keripik pisang yang bahkan sudah diekspor ke luar negeri. Selain itu, cocok dijadikan dodol, selai, atau dikonsumsi langsung saat matang penuh. -
Pisang Tanduk:
Hampir selalu diolah sebelum dikonsumsi, misalnya digoreng, dikukus, atau dibuat menjadi camilan tradisional seperti nagasari maupun keripik.
Untuk Anda pahami, pisang agung memiliki daya simpan yang lebih lama, lebih tahan terhadap beberapa jenis hama, dan pohonnya menghasilkan buah dalam jumlah relatif sedikit.
Sementara pisang tanduk, memerlukan waktu panen lebih lama (sekitar 12–14 bulan), dengan tinggi pohon mencapai 2,5–3 meter.
Kesimpulan
Meski bentuknya mirip, pisang agung dan pisang tanduk berbeda secara fisik, rasa, dan cara pemanfaatan.
-
Pilih pisang agung jika ingin bahan baku untuk produk olahan tahan lama seperti keripik, sale, atau dodol.
-
Pilih pisang tanduk jika ingin membuat aneka camilan tradisional berbasis gorengan atau kukusan.
Dengan memahami perbedaannya, pelaku UMKM dan pengusaha kuliner bisa lebih tepat menentukan varietas pisang yang sesuai kebutuhan. Jangan sampai salah pilih, karena pemilihan jenis pisang yang tepat akan memengaruhi rasa, tekstur, dan kualitas produk akhir. (may)