Sejarah Pura Mandhara Giri Semeru Agung di Lumajang

0
Pura Mandara Giri Semeru Agung

Pura Mandara Giri Semeru Agung

Senduro (mediacenterlumajang.com) – Pura Mandhara Giri Semeru Agung merupakan salah satu pura Hindu tertua dan termasyhur di Indonesia. Pura ini dibangun pada tahun 1970 sebagai respons atas kebutuhan umat Hindu di sekitar kawasan Gunung Semeru untuk memiliki tempat ibadah yang representatif.

Lokasinya berada di kaki Gunung Semeru tepatnya di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ini membuat Pura menjadi tempat suci dengan nilai spiritual yang tinggi bagi umat Hindu.

Awal Mula Pendirian

Pendirian Pura Mandhara Giri Semeru Agung bermula dari ritual Nuur Tirta, yaitu pengambilan air suci dari Patirtaan Watu Kelosot di kaki Gunung Semeru.

Sebelumnya, air suci ini harus dibawa ke Pura Agung Besakih di Bali, yang memakan waktu perjalanan panjang.

Kondisi ini mendorong umat Hindu untuk mendirikan pura di sekitar lokasi ritual tersebut.

Setelah melalui berbagai tantangan, termasuk perolehan izin dan pengumpulan dana, pembangunan pura akhirnya dimulai dengan luas awal 25 x 60 meter.

Perkembangan dan Arsitektur

Seiring waktu, pura ini mengalami perluasan hingga mencapai sekitar 1,4 hektar pada tahun 1990-an dan kini hampir mencapai 3 hektar.

Arsitektur pura menggabungkan unsur tradisional Jawa dan Bali dengan sentuhan khas era Kerajaan Majapahit.

Di pintu masuknya terdapat Candi Bentar berbahan bata merah yang menjadi simbol keagungan budaya masa lalu. Selain itu, terdapat berbagai bangunan penting seperti bale gajah, padmasana, bale gong, dan wantilan.

Bagian utama pura terdiri dari tiga area utama: Nista Mandala (area luar), Madya Mandala (area tengah), dan Utama Mandala (area inti). Di dalamnya terdapat pendopo suci yang digunakan untuk kegiatan keagamaan serta bale-bale lain yang mendukung aktivitas umat Hindu.

Makna Spiritual dan Aktivitas Keagamaan

Pura Mandhara Giri Semeru Agung tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga pusat berbagai upacara keagamaan seperti Galungan, Kuningan, dan Nyepi.

Setiap tahunnya, pura ini ramai dikunjungi oleh umat Hindu dari berbagai daerah, terutama dari Bali.

Kehadirannya juga mempermudah pelaksanaan ritual Nuur Tirta tanpa harus kembali ke Bali.

Selain fungsi spiritualnya, pura ini juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Lumajang. Proses pendiriannya melibatkan dukungan masyarakat setempat yang mayoritas bukan Hindu, menunjukkan harmoni dalam keberagaman.

Kesimpulan

Pura Mandhara Giri Semeru Agung adalah bukti nyata perpaduan budaya dan spiritualitas yang mendalam. Keberadaannya tidak hanya memperkaya warisan budaya Indonesia tetapi juga menjadi simbol toleransi dan persatuan antarumat beragama.

Dengan arsitektur megah dan nilai sejarahnya yang tinggi, pura ini menjadi salah satu destinasi spiritual penting di Jawa Timur.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

www.mediacenterlumajang.com