Mau Buka Angkringan di Lumajang? Ini Panduan Lengkapnya!

Angkringan di Lumajang (ilustrasi).
Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Kabupaten Lumajang dengan potensi wisata dan komunitas lokalnya, menjadi lokasi strategis untuk mengembangkan usaha angkringan. Namun sebelum membukanya, kamu perlu cari tahu bagaimana tips dan modalnya.
Berikut panduan untuk memulai bisnis ini berdasarkan analisis kondisi geografis dan preferensi masyarakat setempat.
1. Pilih Lokasi Strategis
Ketika membuka angkringan, sebaiknya pilih lokasi yang strategis. Beberapa pilihan lokasi di antaranya:
- Area ramai: Prioritaskan kawasan dekat kampus (misalnya dekat ITB Widyagama Lumajang), terminal, atau pusat keramaian seperti Alun-Alun Lumajang.
- Aksesibilitas: Pastikan lokasi mudah dijangkau pejalan kaki dan kendaraan, terutama di jalur utama seperti Jalan Jenderal Sudirman.
- Potensi wisata: Manfaatkan daerah sekitar objek wisata seperti Pantai Watu Pecak atau Pura Giri Semeru Agung untuk menarik pengunjung.
2. Konsep Unik Berbasis Budaya Lokal
Buat angkringan yang berbeda dari biasanya. Coba pakai konsep unik yang ada budaya-budayanya seperti:
- Tradisional-modern: Kombinasikan nuansa lesehan dengan fasilitas kekinian seperti Wi-Fi gratis atau live musik akustik.
- Ciri khas Lumajang: Sajikan menu lokal seperti nasi daun jeruk, sate telur puyuh, sambal tengger, minuman jahe hangat hingga kopi khas Lumajang.
- Tata letaknya keren: Gunakan gerobak kayu dengan dekorasi yang estetik. Kamu bisa memanfaatkan lampu dengan warna warm light untuk menambah cantiknya gerobak
3. Strategi Menu dan Harga
Nah, jangan lupa buat menu yang menarik. Biasanya di angkringan itu, menu khas-nya adalah nasi kucing. Ini beberapa rekomendasi menunya:
- Menu wajib (rekomendasi):
- Nasi kucing dengan lauk teri laut atau telur;
- Sate usus/telur puyuh;
- Gorengan tempe mendoan;
- Wedang jahe atau kopi arabika lokal.
- Inovasi: Tambahkan menu fusion seperti nasi bakar isi ayam rica atau es dawet kelapa muda.
- Harga bersaing: Pertahankan kisaran Rp3.000–Rp15.000 per item untuk menarik pelajar dan pekerja. Harga ini masih cukup terjangkau di Lumajang.
4. Manajemen Operasional
Pelanggan itu bakal betah kalau pelayanannya oke dan rasanya juga diperhatikan. Makanya, kamu harus mengatur manajemennya seperti ini:
- Kebersihan:
- Cuci peralatan makan dengan air mengalir;
- Sediakan tempat sampah terpisah organik/non-organik;
- Lakukan sterilisasi peralatan secara berkala.
- Sumber bahan baku:
- Pastikan bahan-bahannya segar dan berkualitas.
- Beli di pasar tradisional seperti Pasar Besar Lumajang yang buka 24 jam.
- Jam operasional: Buka pukul 18.00–23.00 WIB untuk menjangkau pasar malam.
Baca juga: Rekomendasi Cafe Lumajang
5. Promosi Digital dan Komunitas
Ini adalah kunci dari bisnis di Lumajang. Kamu wajib rajin promosi baik digital, pakai komunitas atau dari mulut ke mulut. Coba cara ini ya:
- Media sosial:
- Upload konten video proses masak di Instagram/TikTok;
- Gunakan hashtag #KulinerLumajang atau #AngkringanKekinian;
- Tawarkan diskon bagi pelanggan yang repost konten.
- Kolaborasi:
- Ikut serta dalam event lokal;
- Berpartner dengan komunitas motor, konten atau lainnya yang menarik.
6. Analisis Modal Awal
Berikut perkiraan modal untuk angkringan skala kecil di Lumajang:
Komponen | Biaya |
---|---|
Gerobak + peralatan | Rp2.500.000 |
Bahan baku 1 bulan | Rp1.200.000 |
Izin usaha/operasional | Rp300.000 |
Promosi awal | Rp500.000 |
Total | Rp4.500.000 |
Ini hanya estimasi dan bisa berubah tergantung kebutuhan.
7. Adaptasi dengan Kearifan Lokal
Terakhir adalah kamu harus bisa adaptasi dengan baik. Lumajang itu kota kecil tapi adab dan sopan santunnya juga sangat kental. Lakukan ini buat menarik perhatian pelanggan ya”
- Pelayanan ramah: Gunakan bahasa Jawa halus (krama) untuk membangun kedekatan dengan pelanggan.
- Dukungan UMKM: Beli bahan baku dari petani/nelayan lokal untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah.
- Etika berbisnis: Ikuti aturan zonasi PKL dari Pemkab Lumajang dan hindari buka di lokasi terlarang .
Dengan menerapkan strategi ini, kamu bisa membangun angkringan yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga menjadi ikon kuliner khas Lumajang. Pantau terus perkembangan tren melalui komunitas seperti Asosiasi Pedagang Kaki Lima di Lumajang untuk tetap kompetitif. (may)