Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-770 diawali dengan penguatan nilai spiritual melalui Khotmil Qur’an dan Istighosah Kubro yang digelar di Peringgitan Pendopo Arya Wiraraja, Minggu pagi (14/12/2025).
Kegiatan ini menjadi penanda bahwa perjalanan panjang Lumajang tidak hanya dirayakan secara seremonial, tetapi juga dimaknai sebagai ruang perenungan bersama.
Lantunan ayat suci Al-Qur’an dan doa yang dipanjatkan menciptakan suasana khidmat sekaligus menjadi ajang penyatuan harapan seluruh elemen masyarakat.
Momentum tersebut dimanfaatkan untuk menata batin, memperkuat nilai kebersamaan, serta meneguhkan arah pembangunan daerah yang berpijak pada moral dan spiritualitas.
Bupati Lumajang Indah Amperawati menyampaikan bahwa peringatan hari jadi daerah seharusnya menjadi sarana muhasabah lintas generasi.
Menurutnya, usia Lumajang yang telah melampaui tujuh abad membawa tanggung jawab besar dalam menjaga nilai, jati diri, dan tujuan pembangunan ke depan.
“Kehadiran kita hari ini adalah wujud kecintaan kepada Al-Qur’an sekaligus kepedulian terhadap masa depan Lumajang. Dari sinilah kita menata niat, menundukkan ego, dan memperkuat keikhlasan dalam membangun,” ungkapnya.
Bupati yang akrab disapa Bunda Indah itu menekankan bahwa kekuatan daerah tidak semata diukur dari potensi alam atau pembangunan fisik. Karakter masyarakat menjadi pilar utama yang menentukan kualitas pertumbuhan. Karena itu, pembangunan harus berjalan seimbang antara kemajuan material dan penguatan spiritual agar membawa ketenteraman dan keadilan sosial.
Dalam rangkaian Istighosah Kubro, doa bersama dipanjatkan untuk keselamatan Lumajang, perlindungan dari potensi bencana, serta keberlanjutan kesejahteraan masyarakat.
Doa juga ditujukan bagi para pemangku kebijakan agar senantiasa diberikan kekuatan moral, keikhlasan, dan integritas dalam menjalankan amanah pelayanan publik.
Kegiatan keagamaan ini sekaligus mencerminkan kuatnya semangat persatuan antara ulama, umara, dan masyarakat. Bupati menilai harmoni antar unsur tersebut merupakan modal sosial penting dalam menjaga stabilitas dan ketahanan daerah di tengah dinamika zaman.
Mengakhiri rangkaian kegiatan, Bupati mengajak masyarakat menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya dalam ritual ibadah, tetapi juga tercermin dalam sikap, etika sosial, serta semangat gotong royong.
Memasuki usia ke-770 tahun, Lumajang menapaki masa depan dengan doa sebagai fondasi, persatuan sebagai kekuatan, dan nilai Al-Qur’an sebagai kompas pembangunan menuju daerah yang religius, damai, maju, dan bermartabat. (may)