Pemkab Lumajang Tanggap Kebakaran, Bantu Warga Bangun Kembali Rumah yang Ludes Terbakar

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Pemerintah Kabupaten Lumajang menunjukkan respons cepat dan kepedulian nyata terhadap warganya yang terdampak musibah kebakaran.
Melalui kegiatan Setor Madu (Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu) di Kecamatan Kunir, Rabu (30/7/2025), Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) menyerahkan bantuan renovasi rumah sebesar Rp10 juta kepada Ibu Ceples, warga Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, yang rumahnya habis dilalap api.
Bantuan ini bersumber dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang, sebagai bentuk kolaborasi pemerintah daerah dengan lembaga sosial untuk membantu pemulihan korban pasca-bencana.
“Ini ada bantuan dari BAZNAS, semoga bermanfaat ya. Segera panggil tukang agar rumah ibu bisa segera dibangun kembali,” ujar Bunda Indah saat meninjau lokasi kebakaran.
Selain menyerahkan bantuan, Bupati juga memberikan semangat dan dukungan moral kepada korban.
“Ibu yang sabar ya, yang terpenting ibu masih bisa selamat dan sehat. Rumah bisa dibangun lagi, tapi nyawa tidak bisa tergantikan,” ucapnya.
Kehadiran kepala daerah langsung di tengah warga terdampak menjadi bukti bahwa Setor Madu bukan hanya agenda kerja rutin, tetapi sarana nyata pemerintah hadir di saat warga menghadapi persoalan paling mendasar.
Musibah kebakaran yang dialami Ibu Ceples menjadi pengingat bahwa risiko bencana dapat terjadi kapan saja. Namun, respons tanggap dari pemerintah memberikan rasa aman dan penguatan bagi masyarakat.
“Ini adalah bentuk kehadiran negara di tengah rakyatnya. Kami pastikan, tidak ada warga yang menghadapi musibah sendirian,” tegas salah satu perwakilan Kecamatan Kunir.
Melalui kerja sama dengan BAZNAS, Pemkab Lumajang terus memperkuat perlindungan sosial berbasis kemanusiaan, khususnya bagi masyarakat kecil yang rentan terdampak bencana.
Program Setor Madu menjadi instrumen efektif untuk menjangkau langsung kebutuhan masyarakat desa, mulai dari penanganan bencana, pelayanan kesehatan, hingga pemulihan sosial.
Dengan langkah seperti ini, Lumajang menegaskan bahwa pembangunan daerah bukan hanya soal infrastruktur dan anggaran, tetapi juga tentang empati, keberpihakan, dan solidaritas kepada warganya. (may)