Bupati Lumajang: Stunting ini Masalah Serius, Tapi Masyarakat Belum Takut

0
Bupati Lumajang: Stunting ini Masalah Serius, Tapi Masyarakat Belum Takut

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Bupati Lumajang, Indah Amperawati, kembali menegaskan komitmennya dalam menangani persoalan stunting yang masih menghantui banyak keluarga di daerahnya. Ia menceritakan langsung bagaimana tantangan di lapangan tak semudah yang dibayangkan.

Cerita ini diungkapkan saat bertemu dengan civitas akademika UNISMA pada Selasa, 6 Mei 2025. Pertemuan ini sebagai bentuk komitmen kerjasama dengan lembaga pendidikan.

“Ternyata masyarakat ini nggak takut sama yang namanya stunting. Mungkin karena namanya cantik ya, stunting, jadi kurang serem,” ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Indah itu.

Ia mengisahkan pengalamannya saat menemui warga di berbagai desa. Ia sering kali mendapati bahwa pemahaman soal stunting masih sangat minim.

“Saya bilang, bu hati-hati lho, harus dijaga kehamilannya karena takutnya lahir anaknya stunting. Mereka tanya, ‘nopo stunting itu?’ Saya jawab, stunting itu yang cebol itu. Tapi bukan cebol badannya aja, pikirannya juga,” tambahnya dengan nada prihatin.

Data mencatat, angka stunting di Lumajang pada 2023 mencapai 29,9 persen—angka yang dianggapnya sudah masuk kategori darurat. “Bagi saya ini cilaka. Hampir sepertiga anak kita terancam tumbuh tidak optimal. Harus ada langkah tegas,” kata Bunda Indah.

Bunda Indah ini menyayangkan sikap masyarakat yang masih menganggap enteng isu stunting. “Kok nggak takut sama sekali? Beda sama COVID. Kalau COVID itu kan menakutkan. Saya sampai bilang ke kepala dinas kesehatan, coba itu namanya diganti yang serem, biar orang takut dulu,” katanya.

Indah menyebut angka stunting di Lumajang masih tinggi, yakni 29,9 persen pada 2023. “Bagi saya, cilaka ini. 29,9 itu gede. Target kita harus turun. Jangan sampai ada kasus stunting baru, dan yang lama harus direhabilitasi,” tegasnya.

Namun ia menyadari tantangan terbesar ada pada perubahan pola pikir. “Mengubah mindset masyarakat itu nggak gampang. Lah wong mengubah mindset aparatur sipil negara aja susahnya setengah mati,” keluhnya.

Tak hanya bicara soal kesehatan tubuh dan jiwa, Bunda Indah juga menyoroti pentingnya kebersihan lingkungan. Ia mencontohkan kebiasaan warga yang masih buang air besar sembarangan di sungai.

“Sekarang lumayan ya, tidak ada bokong-bokong di sungai. Tapi saya bilang ke Pak Camat, tugasnya nambah: cari bokong-bokong itu. Takut-takuti! Bilang mau dibawa ke TikTok,” ujarnya kemudian.

Cerita lucu namun menyentuh datang dari pengalaman langsungnya. “Saya tanya ke ibu-ibu, kenapa masih BAB di sungai? Jawabnya, ‘Gimana Bunda, kalau nggak kena air nggak bisa keluar.’ Jadi harus dingin-dingin nikmat gitu sambil melamun kali ya. Susah ini budaya kan ini. Itu persoalan yang dihadapi daerah,” jelasnya.

Dengan kolaborasi bersama dunia akademik seperti UNISMA, Bunda Indah berharap upaya penurunan angka stunting bisa lebih terstruktur dan menyentuh akar masalah.

“Saya yakin profesor doktor yang ada di hadapan saya ini bisa menyimpulkan apa yang harus kita lakukan,” tegas Bunda Indah. (may)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *