Mas Bombom Dewan Ungkap Peran Besar Bunda Indah di Gerindra: Efeknya Sangat Terasa!

0
Dari Sawah ke Parlemen! Kisah Mas Bombom, Anak Petani yang Kini Duduk di DPRD Lumajang

Lumajang (mediacenterlumajang.com) – Perjalanan politik Dedi Marta, Anggota DPRD Kabupaten Lumajang yang populer dipanggil mas Bombom dari Fraksi Gerindra, penuh lika-liku dan pembelajaran. Dalam wawancara eksklusif, Dedi menceritakan bagaimana perjalanan politiknya berjalan alami tanpa persiapan berlebihan.

“2014 saya gagal, saya itu tidak mempersiapkan diri untuk 2019 mencalonkan kembali, itu tidak ada, mengalir saja. Jadi saya itu di 2014 saya dapat suara 3300, nomor 2 di Partai Gerindra setelah Bu Nur Fadilah waktu itu, selisih 500-an lah,” kenangnya.

Dedi tak menampik bahwa kehadiran Indah Amperawati atau yang akrab disapa Bunda Indah sebagai Ketua DPC Gerindra Lumajang membawa perubahan besar bagi partai berlambang kepala burung Garuda tersebut.

“Kalau dengan adanya Bunda memang sangat menguntungkan untuk Partai Gerindra. Karena setelah Ketua DPC Partai Gerindra dipegang Bunda, memang kursinya naik secara signifikan. Itu tidak bisa dipungkiri sudah, jadi efek Bunda itu sangat terasa,” tegasnya.

Menurut Dedi, sejak Bunda memimpin, mencari dukungan dari masyarakat terasa jauh lebih mudah. Ia bahkan mengakui, pada Pileg 2019 dirinya tidak terlalu aktif melakukan pertemuan massal.

“2019 itu memang saya itu jarang untuk turun. Saya itu mungkin untuk ke masyarakat untuk pertemuan, kan memang kalau mendekati Pileg kan banyak yang turun. Saya itu nggak pernah turun. Mungkin kalau dihitung, saya mempertemukan tim sukses saya itu paling 3 kali,” ungkapnya jujur.

Dalam setiap langkah politiknya, Dedi lebih memilih pendekatan langsung kepada masyarakat tanpa banyak janji.

“Mungkin memang takdir juga. Saya lebih turunnya itu door to door sih. Pendekatan, saya tidak pernah mau janji ini itu. Ya seandainya saya nanti diparingi sukses, monggo. Panjenengan mau manggil saya, mau ada yang didiskusikan, monggo,” tambahnya.

Dedi juga berbagi pengalamannya bertarung di Dapil Klakah, Randuagung, Ranuyoso, dan Kedungjajang, daerah yang dinamis dan penuh tantangan.

“Banyak orang Madura, kalau dewannya Madura lebih cepat masuk,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa meskipun di internal partai sudah ada arahan untuk menjaga kekompakan, dinamika politik di lapangan tetap tak terhindarkan.

“Itu mungkin begini, Bunda itu menyampaikan, kalau sudah ada A di lahan ini, cari tempat pemilihan lain. Cuman ini politik ya, yang terjadi di lapangan itu tidak seperti itu. Pasti ada saja suara A di sini, suara B di dapil ini,” katanya.

Namun, Dedi menegaskan bahwa suasana di internal Partai Gerindra Lumajang tetap solid dan harmonis di bawah kepemimpinan Bunda Indah.

“Kita di Gerindra ini tidak ada bahasa-bahasa bertengkar. Saya lihat satu komando. Meski Bunda perempuan, apa yang diperintahkan ke kadernya ya sudah nurut. Nggak ada sih yang nolak. Kalau Bunda ngasih pengumuman misal rapat, ya semua pasti ngelist ikut,” tandasnya.

Kisah Dedi Marta membuktikan bahwa kesolidan organisasi dan kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Gerindra di Lumajang. (may)

Baca juga: Dari Sawah ke Parlemen! Kisah Mas Bombom, Anak Petani yang Kini Duduk di DPRD Lumajang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *